Suku Surabaya – Selainnya suku Jawa, Surabaya jadi rumah beragam suku dan etnis, seperti Madura, Tionghoa, Arab, Bali, Batak, Bugis, dan ada banyak yang lain. Surabaya juga dipanggil sebagai kota multi etnis yang kaya budaya.

Kota Surabaya ialah ibukota Propinsi Jawa Timur yang bersebelahan dengan Laut Jawa, Selat Madura, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Kota ini mempunyai jumlah warga paling besar di Jawa Timur.

4 Suku dan Etnis Yang Banyak Menghuni Surabaya

Merilis situs PKSPL IPB, keberagaman etnis di Surabaya ada karena kehadiran warga pendatang. Pada prosesnya, mereka hidup bersama-sama dan melebur dengan warga asli.

Keadaan ini selanjutnya membuat pluralisme budaya, yang pada akhirnya jadi keunikan Kota Surabaya. Terdapat empat suku dan etnis yang banyak menempati Surabaya, berikut daftarnya.

1. Suku Jawa

Suku Jawa adalah suku bangsa sebagian besar yang menempati, sekitar 83,68 % dari keseluruhan jumlah warga. Tetapi, berlainan dengan warga Jawa umumnya, suku Jawa di Surabaya memiliki keunikan tertentu yang terlihat pada logat bahasanya.

Aksen ciri khas bahasa Jawa yang dipakai warga Surabaya dan sekelilingnya ialah Boso Suroboyoan. Aksen ini berkesan egaliter, terang-terangan, dan tidak mengenali macam jenjang bahasa.

2. Suku Madura

Madura ini ialah suku bangsa paling banyak ke-2 , yakni sekitar 7,5 % dari keseluruhan jumlah warga Surabaya. Suku ini asal dari Pulau yang berada di samping utara Jawa Timur. Faktor ekonomi menggerakkan orang Madura lakukan peralihan warga secara besar.

Keunikan suku ini bisa disaksikan dari logat wilayah yang gampang dikenal oleh suku bangsa yang lain. Sama seperti seperti suku Jawa, suku ini tidak mengenali pemakaian jenjang bahasa.

Baca Juga : jcpenney associate kiosk

3. Etnis Tionghoa

Etnis Tionghoa jadi paling banyak ke-3 yang menempati Kota Surabaya, yakni sekitar 7,25 % dari keseluruhan jumlah warga.

Mencuplik jurnal Rekanan Antara Umat Sebagian besar dan Minoritas: Study Warga Tionghoa di Surabaya oleh Wasisto Raharjo Jati, kehadiran Suku Tionghoa sudah jadi sisi penting pada warga Surabaya semenjak zaman kerajaan pra kolonialisme, kolonialisme, gerakan kemerdekaan, sampai saat ini.

Karena itu, suku Tionghoa tak lagi dilihat sebagai pendatang, tetapi warga kota karena ada proses akulturasi. Pembangunan suku Tionghoa Surabaya bisa muncul karena ikatan komune yang kuat berbasiskan kekerabatan.

Baca Juga : https://takadaha-kanto.com/

4. Etnis Arab

Etnis Arab menempati urutan ke-4 sebagai suku paling banyak di Kota Surabaya, yakni sekitar 2,04 % dari keseluruhan jumlah. Saat bertandang ke Surabaya, kamu akan temukan sebuah daerah yang dikenali sebagai Daerah Arab, karena beberapa warganya beretnis Arab.

Suku ini mempunyai skema kebudayaan ciri khas yang membandingkannya dengan suku lain, seperti pada aktivitas berdagang memakai syariat agama Islam, tetap memakai bahasa Arab di kehidupan setiap hari, dan kesenian condong fokus Islam.