Bulan: Agustus 2024

5 Tokoh Pahlawan Surabaya Jawa Timur

Pahlawan Surabaya – Bukan tanpa argumen Kota Surabaya mendapatkan panggilan sebagai Kota Pahlawan. Kegigihan perjuangan beberapa pahlawan yang terturut dalam pertarungan di Surabaya jadi ide yang kobarkan semangat perjuangan pejuang-pejuang di beberapa kota di Indonesia.

Beberapa pahlawan Surabaya yang terturut dalam pertarungan itu berjasa tidak cuma untuk kota kelahirannya, tapi juga untuk Indonesia keseluruhannya. Waktu berkunjung ke Surabaya, Anda dapat berkunjung Tugu Pahlawan untuk ketahui cerita kepahlawanan mereka.

Tetapi, bila Anda tidak sabar untuk ketahui siapa pun beberapa pahlawan dalam pertarungan di Surabaya untuk menjaga kemerdekaan, berikut ialah beberapa tokoh punya pengaruh yang dapat Anda cari info lebih dalam.

5 Pahlawan Jawa Timur Surabaya

1. Bung Tomo

Pahlawan Surabaya - bung tomo

Manfaatkan radio sebagai alat perjuangan saat merealisasikan kemerdekaan ialah spesialis figur yang mempunyai nama asli Sutomo ini. Dekat diundang Bung Tomo, wartawan media Slot Gacor Gampang Menang electronic ini dikenali punyai kekuatan pidato hebat yang membuat semangat beberapa pejuang makin berkobar. Tanpa pidato-orasinya, rasanya susah memikirkan beberapa pejuang masih tetap semangat saat Belanda memberi peringatan untuk memberikan Surabaya. “Lebih bagus kita luluh lantak dibanding tidak merdeka. Semboyan kita masih tetap: merdeka atau mati!” adalah kalimat terpopuler yang dulu pernah diucap oleh Bung Tomo.

Baca Juga : bpsdmsultra.id

2. KH. Mas Mansur

KH. Mas Mansur

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, figur Empat Serangkai yang terbagi dalam Bung Karno, Bung Hatta, Ki Bantai Dewantara, dan KH. Mas Mansur kerap disebut sebagai figur sentra pejuang tanpa senjata yang menjaga kemerdekaan Indonesia. Nah, KH. Mas Mansur rupanya adalah salah satunya pejuang Surabaya yang berusaha melalui organisasi dan karya tulisnya. Dia memang tidak mengusung senjata, tetapi aksinya di bagian politik membuat NICA membidiknya dan membuat di penjara sampai wafat di tahanan.

3. HR. Mohammad Mangoendiprodjo

HR. Mohammad Mangoendiprodjo

Terlahir di Sragen, Jawa tengah, HR. Mohammad Mangoendiprodjo dikenali benar-benar aktif saat perjuangkan kemerdekaan di wilayah Jawa Timur, terutama saat terjadi pertarungan di Surabaya. Peranannya saat mengoordinir ambil senjata dari tentara Jepang untuk mempersenjatai Tentara Keamanan Masyarakat membuat menjadi figur yang sangat diakui. Bahkan slot gacor juga di pertarungan Surabaya, dia menggenggam kunci penting perundingan gencatan senjata dengan Brigadir Mallaby.

4. Gubernur Suryo

Gubernur Suryo

Sebagai Gubernur pertama Jawa Timur saat berlangsungnya Pertarungan Surabaya, peranan Gubernur Suryo sama keutamaan dengan Mangoendiprodjo berkenaan dengan kesepakatan gencatan senjata dengan Brigadir Mallaby. Hal paling dikenang berkenaan Gubernur Suryo ialah keteguhannya melawan saat Inggris memberi peringatan pada Indonesia supaya memberikan Surabaya sesudah kematian Mallaby. Dalam pidatonya melalui RRI, Gubernur Suryo mengatakan jika Arek-arek Suroboyo tidak pernah berserah pada peringatan Inggris dan akan menantang sampai tetes darah penghabisan.

5. Mayjen Sungkono

Mayjen Sungkono

Dalam Pertarungan Surabaya, Mayjen Sungkono memiliki peran penting sebagai Panglima Angkatan Perang Surabaya. Dia berperanan double sebagai pimpinan pertarungan yang berani dan penyulut semangat beberapa pejuang sampai mereka tidak takut akan persenjataan komplet dan canggih punya tentara Inggris. Walau dengan persenjataan kurang hasil rampasan dari tentara Jepang, beberapa pejuang di Surabaya sanggup membuat pasukan Inggris kerepotan.

Walau Pertarungan Surabaya usai dengan kekalahan bila disaksikan dari kepenguasaan daerah, tapi kemenangan Indonesia ada disebelah mentalitas perjuangan bangsa. Beberapa daerah yang lain ketahui perjuangan Arek-arek Suroboyo yang tidak mengenal takut pada penjajah kobarkan semangat yang tidak dapat padam di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa pejuang Surabaya sudah menunjukkan jika di bawah penekanan jenis apapun itu, kemerdekaan ialah hal yang tidak dapat dikompromikan.

4 Suku Jawa Timur Surabaya Yang Harus Kalian Ketahui

Suku Surabaya – Selainnya suku Jawa, Surabaya jadi rumah beragam suku dan etnis, seperti Madura, Tionghoa, Arab, Bali, Batak, Bugis, dan ada banyak yang lain. Surabaya juga dipanggil sebagai kota multi etnis yang kaya budaya.

Kota Surabaya ialah ibukota Propinsi Jawa Timur yang bersebelahan dengan Laut Jawa, Selat Madura, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Kota ini mempunyai jumlah warga paling besar di Jawa Timur.

4 Suku dan Etnis Yang Banyak Menghuni Surabaya

Merilis situs PKSPL IPB, keberagaman etnis di Surabaya ada karena kehadiran warga pendatang. Pada prosesnya, mereka hidup bersama-sama dan melebur dengan warga asli.

Keadaan ini selanjutnya membuat pluralisme budaya, yang pada akhirnya jadi keunikan Kota Surabaya. Terdapat empat suku dan etnis yang banyak menempati Surabaya, berikut daftarnya.

1. Suku Jawa

Suku Jawa adalah suku bangsa sebagian besar yang menempati, sekitar 83,68 % dari keseluruhan jumlah warga. Tetapi, berlainan dengan warga Jawa umumnya, suku Jawa di Surabaya memiliki keunikan tertentu yang terlihat pada logat bahasanya.

Aksen ciri khas bahasa Jawa yang dipakai warga Surabaya dan sekelilingnya ialah Boso Suroboyoan. Aksen ini berkesan egaliter, terang-terangan, dan tidak mengenali macam jenjang bahasa.

2. Suku Madura

Madura ini ialah suku bangsa paling banyak ke-2 , yakni sekitar 7,5 % dari keseluruhan jumlah warga Surabaya. Suku ini asal dari Pulau yang berada di samping utara Jawa Timur. Faktor ekonomi menggerakkan orang Madura lakukan peralihan warga secara besar.

Keunikan suku ini bisa disaksikan dari logat wilayah yang gampang dikenal oleh suku bangsa yang lain. Sama seperti seperti suku Jawa, suku ini tidak mengenali pemakaian jenjang bahasa.

Baca Juga : jcpenney associate kiosk

3. Etnis Tionghoa

Etnis Tionghoa jadi paling banyak ke-3 yang menempati Kota Surabaya, yakni sekitar 7,25 % dari keseluruhan jumlah warga.

Mencuplik jurnal Rekanan Antara Umat Sebagian besar dan Minoritas: Study Warga Tionghoa di Surabaya oleh Wasisto Raharjo Jati, kehadiran Suku Tionghoa sudah jadi sisi penting pada warga Surabaya semenjak zaman kerajaan pra kolonialisme, kolonialisme, gerakan kemerdekaan, sampai saat ini.

Karena itu, suku Tionghoa tak lagi dilihat sebagai pendatang, tetapi warga kota karena ada proses akulturasi. Pembangunan suku Tionghoa Surabaya bisa muncul karena ikatan komune yang kuat berbasiskan kekerabatan.

Baca Juga : https://takadaha-kanto.com/

4. Etnis Arab

Etnis Arab menempati urutan ke-4 sebagai suku paling banyak di Kota Surabaya, yakni sekitar 2,04 % dari keseluruhan jumlah. Saat bertandang ke Surabaya, kamu akan temukan sebuah daerah yang dikenali sebagai Daerah Arab, karena beberapa warganya beretnis Arab.

Suku ini mempunyai skema kebudayaan ciri khas yang membandingkannya dengan suku lain, seperti pada aktivitas berdagang memakai syariat agama Islam, tetap memakai bahasa Arab di kehidupan setiap hari, dan kesenian condong fokus Islam.